Politik

Pilkada Buleleng 2024: Oligarki Koruptor Eliminasi Nyoman Tirtawan?

Quotation:

Katanya suara parpol itu suara rakyat kenapa suara kami mendukung Pak Nyoman Tirtawan, kok tidak didengarkan? Aneh, tokoh bersih, jujur, merakyat, suka tolong orang miskin, seperti Pak Nyoman Tirtawan diabaikan bahkan ditutupi jalan untuk menjadi calon bupati pilihan masyarakat Buleleng. Kami kecewa sekali sama parpol-parpol itu,” kritik Dewa Jack.

Singaraja, SINARTIMUR.com – Publik Buleleng dan bahkan Bali sudah begitu akrab dengan nama figur populis ini. Siapa lagi, kalau bukan tokoh antikorupsi dan Pahlawan Penyelamat Rp 98 miliar uang rakyat Bali pada Pos KPU Bali di saat Pilgub Bali 2018, Nyoman Tirtawan.

Karena keberanian menantang dan mengalahkan oligarki di DPRD Bali saat pembahasan anggaran Pilgub Bali 2018, membuat nama Nyoman Tirtawan yang kala itu berjaket Partai NasDem kian melambung.

Apalagi di ujung pertarungan itu, Nyoman Tirtawan sebagai pemenang dengan memotong dana pos KPU Bali sebesar Rp 98 miliar, membuat nama Nyoman Tirtawan menjadi pahlawan baru di “era korupsi” ini. Namun di sisi lain, kisah bahagia ini justri menjadi kisah sedih buat para oligarki koruptor di Bali.

Pemilu Legislatif tahun 2019 menjadi kisah kelabu bagi masyarakat, dan berubah menjadi kisah heroik bagi para oligarki koruptor yang diobrak-abrik Nyoman Tirtawan di DPRD Bali. Para oligarki koruptor itu berhasil menggagalkan kemenangan Nyoman Tirtawan dalam Pileg 2019 lalu.

Ya, oligarki koruptor mengeliminasi Nyoman Tirtawan. Tokoh-tokoh pro koruptor bergerak untuk eliminasi “Pahlawan Penyelamat Rp 98 miliar” dana Pilgub 2018, Nyoman Tirtawan.

 

“Memang, kenyamanan dan keamanan serta kenikmatan para oligarki koruptor itu merasa terganggu oleh aksi heroik Pak Nyoman Tirtawan. Sehingga mafia itu bersatu dan mengeliminasi Pak Nyoman Tirtawan di Pileg 2019 lalu. Sebuah pertanyaan besar, kenapa tokoh bersih dan jujur seperti Nyoman Tirtawan dihambat bahkan dihabisi oleh tokoh pendukung oligarki koruptor,” ucap Drs Ketut Yasa, pentolan LSM JARRAK, Minggu (7/7/2024).

Ketut Yasa pun mengetuk nurani masyarakat terutama masyarakat Buleleng untuk memberikan dukungan dan memperjuangkan Nyoman Tirtawan agar dalam Pilkada Buleleng 27 November 2024 nanti, tokoh antikorupsi Nyoman Tirtawan bisa menjadi Bupati Buleleng.

Karena, beber Ketut Yasa, partai politik yang ngakunya suara parpol tersebut adalah suara rakyat justru menutup pintu bagi Nyoman Tirtawan sebagai calon bupati Buleleng. “Katanya suara parpol itu adalah suara rakyat. Lalu, kenapa suara rakyat mendukung Nyoman Tirtawan, kok parpol tersebut malah diam dan terkesan menjegal langkah Tirtawan ke Buleleng 1. Ayo masyarakat Buleleng yang cinta kebenaran dan keadilan, mari bersama-sama kita perjuangkan Pak Nyoman Tirtawan sebagai Bupati Buleleng. Parpol yang tidak mendukung Pak Nyoman Tirtawan, harus dikasih hukum sosial dengan cara tidak memilih parpol dan kader-kadernya sepanjang sejarah negara ini,” tegas Ketut Yasa mengajak masyarakat Buleleng untuk puputan buat Nyoamn Tirtawan.

Pernyataan keras datang dari Ketua LSM JARRAK Buleleng, Kompol (Purn) Nyoman Supardi, yang juga Kelian Adat Desa Adat Tista, Baktiseraga. Supardi malah menyindir parpol hanya kumpulan orang-orang oportunis sehingga tidak pernah mau membuka ruang dan kesempatan kepada tokoh-tokoh masyarakat berpotensi untuk ikut pencalonan dalam Pilkada Buleleng. “Kumpulan para oportunis dan menjadi parpol sebagai perkumpulkan keluarga dan sahabat untuk kepentingan kelompoknya sendiri. Parpol tidak sebagai pilar demokrasi untuk menghasilkan pemimpin yang sejati,” kritik Supardi.

Dewa Jack, tokoh masyarakat Kampuny Anyar, juga sangat menyayangkan parpol-parpol yang mengabaikan aspirasi masyarakat Buleleng yang memberikan dukungan kepada Nyoman Tirtawan sebagai calon bupati Buleleng. “Katanya suara parpol itu suara rakyat kenapa suara kami mendukung Pak Nyoman Tirtawan, kok tidak didengarkan? Aneh, tokoh bersih, jujur, merakyat, suka tolong orang miskin, seperti Pak Nyoman Tirtawan diabaikan bahkan ditutupi jalan untuk menjadi calon bupati pilihan masyarakat Buleleng. Kami kecewa sekali sama parpol-parpol itu,” tandas Dewa Jack.

Ia menambahkan bahwa bila parpol-parpol ingin menang dalam Pilkada Buleleng maka tokoh yang layak diusung untuk menang adalah Nyoman Tirtawan. “”Saya yakin, semua partai menginginkan kemenangan. Kalau survei (calon) kalah atau seorang pecundang, tentu (Parpol) tidak mau mengusung pecundang,” sindir Dewa Jack.

Gagalkan Dana Pilgub Bali 2018 di Pos KPU Bali

Kalau menoleh kembali ke tahun 2018 saat pembahasan anggaran Pilgub Bali 2018 kala itu, Nyoman Tirtawan yang duduk di Komisi I DPRD Bali, dengan gagah berani melawan oligarki parlemen dan eksekutif.

Tirtawan dengan gaya khasnya ingin mengubah image public terhadap tugas DPRD yang selama ini mengecap Dewan hanya sebagai stempel eksekutif terutama dalam hal penganggaran.

Salah satu mahakarya yang nyata Tirtawan sebagai wakil rakyat ketika Tirtawan secara seorang diri mampu menggagalkan ambisi penyelenggara Pemilu, KPU Bali, yang memasang anggaran Pemilihan Gubernur Bali 2018 yang cukup tinggi di luar nalar public.

Dana Pilgub Bali yang awalnya dipasang Rp 254 miliar berkali-kali alot pembahasannya di DPRD Bali. Melalui usulan Tirtawan akhirnya diefisiensi oleh Pemprov Bali, yang ketika itu masih era Gubernur Made Mangku Pastika.

Nilainya tak tanggung-tanggung dari Rp 254 miliar yang diusulkan KPU Bali untuk dana Pilgub Bali 2018, dipangkas menjadi Rp 155 miliar. Sekitar Rp 98 miliar uang rakyat Bali diselamatkan Tirtawan kala itu.

Publik Bali pun bersorak sorai, bergembira ria, menyambut keberanian Tirtawan yang telah menyelamatkan uang rakyat Bali senilai Rp 98 miliar dari dari pemborosan dan ketidakcermatan penyusunan anggaran oleh Sekretariat KPU Bali. Tirtawan yang dikenal sebagai ‘vokalis’ Komisi I DPRD Bali membidangi pemerintahan, hukum, politik dan keamanan, pun diselamatkan gelar sebagai ‘Pahlawan Penyelamat Uang Rakyat Bali’.

Ternyata pujian dan sanjungan itu tidak banyak membantu Tirtawan pada Pemilu 2019 lalu. Karya nyata sebagai rakyat dengan julukan ‘Pahlawan Penyelamat Uang Rakyat Bali’ justru menjadi malapetaka, karena mafia politik yang sudah menggurita dari berbagai komponen yang merasa dirugikan oleh Tirtawan akibat menggagalkan Rp 98 miliar, mengumpal di Pemilu 2019.

Tirtawan pun digagalkan oleh gerakan mafia politik tersebut. Ia pun gagal untuk kembali ke Gedung DPRD Bali di Renon, Denpasar. Tirtawan malah gagal duduk lagi di kursi dewan alias lengser sebagai wakil rakyat. Dia tidak duduk lagi untuk periode 2019-2024 nanti. Tirtawan yang bertarung sebagai Caleg DPRD Bali Dapil Buleleng perolehan suara dikalahkan rekannya Dr Somvir.

“Tidak hanya menjadi anggota dewan dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. Saya akan tetap di partai politik, tentu saya akan berjuang dengan pola dan strategi berbeda nanti,” ujar Tirtawan dengan nada santai.

Tirtawan menyebutkan dirinya selama ini tegak lurus dalam politik dan menyuarakan kebenaran ketika ditugaskan di kursi legislatif (DPRD Bali). Termasuk ketika menyuarakan dana Pilgub Bali 2018, yang akhirnya menyelamatkan dana APBD Rp 98 miliar. “Kalau A ya A. Kalau B ya B. Bagi saya kalau sudah menyangkut kepentingan masyarakat saya pasang badan. Apalagi penyelamatan dana Rp 98 miliar, saya kejar sampai tuntas. Bagi saya berpolitik itu tidak hanya sekedar duduk menjadi anggota wakil rakyat, yang terpenting apa yang bisa diperbuat untuk kepentingan rakyat,” tegasnya.

Tirtawan pun berharap mereka yang akan duduk di kursi DPRD Bali periode 2024-2029 adalah caleg-caleg terpilih yang punya integritas. Menjadi wakil rakyat yang membela kepentingan rakyat. Tirtawan mengakui aksi menggagalkan lolosnya dana Pilgub Bali 2018 senilai Rp 254 miliar yang disebut-sebut angka tidak cermat penuh risiko. “Ada yang tidak senang dan ada dampaknya, tetapi bagi saya dengan anggaran miliaran terselamatkan, program lain untuk kepentingan rakyat bisa direalisasikan,” ucap Tirtawan.

Mencermati perjalanan Nyoman Tirtawan, memang ironis. Ini membuka kembali memori kita akan kualitas, kemampuan dan potensi serta lebih penting keberanian membela kepentingan masyarakat, para tokoh yang bertarung di Pilkadan 27 November 2024 mendatang.

Kembali kepada masyarakat pemilih. Masih maukah memilih seseorang karena Rp 50 ribu atau berubah mindset untuk memilih caleg yang benar-benar diyakini memperjuangkan kepentingan rakyat ketika sudah terpilih, sebagaimana yang dilakukan Nyoman Tirtawan? Semuanya kembali kepada masyarakat pemilih. Sebab pilihan anda selama 5 menit dalam bilik akan menentukan nasib seluruh rakyat. Kesalahan yang dilakukan dalam waktu lima menit akan membawa penderitaan seama lima tahun. Semoga pemilih sekarang lebih cerdas dan rasional bukan pragmatis irasional.

Writer/Editor: Francelino

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button