Politik

Internal PDIP Panas, PAS Ngaku Cuma Jadi Ketua DPC PDIP Buleleng Bayangan

Quotation:

Saya selama ini hanya sebagai Ketua DPC bayangan. Semuanya diatur dari DPD PDIP Bali,” ungkap PAS.

Lovina, SINARTIMUR.com – Internal PDIP Buleleng kian panas. Ini lantaran Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng, Putu Agus Suradnyana, kembali bersuara dalam sebuah podcast di Singaraja Senin (29/7/2024) malam di hotel miliknya di kawasan wisata Lovina, Grand Vilandra.

Dalam podcast itu, Putu Agus Suradnyana yang akrab disapa PAS mengeluarkan sebuah pernyataan yang cukup mengejutkan publik. PAS mengaku bahwa dirinya selama ini hanya menjadi Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng bayangan.

“Saya selama ini hanya sebagai Ketua DPC bayangan. Semuanya diatur dari DPD PDIP Bali,” ungkap PAS sembari membongkar sejumlah tindakan DPD PDI Perjuangan Bali yang dinilai menyorotbot kebijakan DPC PDI Perjuangan Buleleng seperti saat proses pencalonan dan penetapan Caleg PDI Perjuangan Buleleng baik Caleg untuk DPRD Buleleng maupun Caleg untuk DPRD Bali.

“Teman-teman, saya punya keyakinan, punya rasa nggak senang tapi tidak berani ngomong, takut dicoretlah. Saya punya anak buah saya di Busungbiu nilai surveinya tinggi untuk provinsi dicoret diganti dengan yang lain dari Partai Hanura, ini kan lucu. Tanpa izin saya, tanpa diskusi dengan kepada DPC. Ketika suara turun, Pak Agus yang salah. Saya jujur, kalau PDIP istri saya masih ikut, pasti dapat tujuh (kursi di DPRD Bali), tapi sekarang cuma dapat lima (kursi di DPRD Provinsi Bali),” kisahnya.

PAS pun membuka kisah istrinya dicoret dari Caleg DPR RI dari Dapil Bali oleh DPP PDI Perjuangan detik-detik jelang penetapan caleg oleh KPU. “Saya sekarang merasa punya keringat di PDI Perjuangan, bukan itu masalahnya. Saya sedihnya kan begini ya, bayangin ya. Tiga bulan sudah kampanye, pasang baliho dimana-mana, setiap desa turun. Saya mantan bupati dua periode luh. Sejelek-jeleknya saya Ketua DPC (PDI Perjuangan). Para perbekel masih ingat saya. Gimana malunya (istri saya dicoret),” cerita PAS.

 

PAS mengaku sedih ketika dia dituduh loncat pagar, padahal dirinya sampai saat ini masih sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng.

“Saya di partai, banyak orang tidak suka, saya tidak menyesal. Tetapi ketika di masyarakat saya bergaul, banyak yang tidak yang suka suka (sama saya), saya menyesal. Karena ukurannya beda. Kalau di masyarakat ukurannya kehidupan keseharian, tetapi kalau di partai, ukurannya adalah kepentingan. Siapa yang pandai dekat ke atas (pimpinan, red), apalagi merasa tersaingi, pasti akan keluarkan jurus-jurus yang nggak baik karena kepentingan. Fitnah, inilah, itulah, Saya sadari betul itu, sehingga saya diam aja. Saya termasuk anak kesayangan Bu Mega kok. Saya ini dibilang loncat pagar, saya masih di PDIP kok,” ucap PAS.

“Saya sedih sebenarnya tapi mau tidak mau, saya harus memberikan sedikit kemampuan saya untuk kemajuan Bali, untuk bagaimana menyuarakan keseimbangan pembangunan, bukan di Buleleng saja, tetapi di kabupaten-kabupaten nilai rasionya belum merata seperti Jembrana, Karangsaem,” ceritanya.

Setelah lagi menjadi Bupati, kenapa anda beranai memproklamirkan diri lepas dari PDIP? “Sekarang saya belum bicara partai, saya bicara kewenangan, kalau Bali ini benar-benar diselesaikan secara holistik, dengan komprehensif, kunci harus jadi gubernur. Karena gubernur tugas pembantuan dari pemerintah pusat, logikanya begitu, sehingga kalau mau menyelaraskan pembangunan Bali secara merata, harus pemerintah pusat itu hadir membantu lewat tugas pembantuan, tidak bisa kita lepas dari pusat, karena kita belum mampu. Bagaimana kalau Buleleng lepas dari pemerintah pusat? Kaau Badung tidak masalah karena uangnya terlalu banyak. Dan tidak ada aturan yang mengatur keuangan Badung untuk dibagikan ke daerah dengan pola, dengan strategi yanhg terorganisasi bagaimana mengikuti keinginan daerah itu untuk memajukan daerahnya. Kebanyakan bantuan-bantuan itu sifatnya elektoral. Ini kan persoalanya. Sedih saya melihatnya,” tandas PAS gamblang.

“Orang mungkin berpikir, Pak Agus hanya akan majukan Buleleng. Bukan, otomatis kalau daerah-daerah miskin itu bisa kita majukan dengan pendekatan aksebilitas, pola berpikirnya begitu, sehingga Kodya Denpasar, Badung itu lebih kualitas, sekarang semua kejar quantity kan? urai PAS.

PAS juga memberikan klarifikasi tentang foto istrinya bersama IGK Kresna Budi sebagai pasangan Calon Bupati/Wabup Buleleng. PAS menegaskan bahwa foto pasangan cabup/cawabup Buleleng itu hanya hiasan medsos karena istrinya sendiri tidak mau bertarung dalam Pilkada Buleleng 2024.

Writer/Editor: Francelino

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button