Human Interest

Obituari: FPDIP Buleleng Bantu Dana Pemulangan Jenazah Nyoman Yudara dari Ceko

Quotation:

Atas arahan Pak Koster, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali meminta kami kader PDI Perjuangan di Kabupaten Buleleng untuk menggalang donasi sehingga dalam tempo dua hari sudah bisa mengumpulkan dana sesuai dengan jumlah atau kisaran biaya pemulangan yang dibutuhkan. Dan tadi donasi yang kita serahkan sebesar Rp 100 juta,” ungkap Supriatna.

Tejakula, SINARTIMUR.com – Kepedulian Fraksi PDI Perjuangan DPRD Buleleng dan jajaran PDI Perjuangan di Bali terhadap wong cilik memang luar biasa. Kabar teranyar, begitu mendapat informasi bahwa ada salah satu warga Bali yang bekerja di Republik Ceko meninggal dunia Rabu (5/6/2024), Ketua DPD PDI Perjuangan Bali DR Ir I Wayan Koster, MM, langsung mengambil inisiatif mengumpulkan donasi dari para anggota Fraksi PDI Perjuangan Buleleng serta anggota DPRD Bali dan DPR RI asal Buleleng.

Pekerja Migran Indonesia(PMI) asal Bali yang meninggal di Republik Ceko bernama Nyoman Yudara, 35, asal Desa Tejakula, Buleleng. Kabarnya almarhum adalah PMI mandiri sejak tahun 2019 atau sudah lima tahun bekerja di Republik Ceko.

Hasil pengumpulan donasi dari para politisi PDIP Buleleng itu sebesar Rp 100 juta dan diserahkan oleh Ketua DPRD Buleleng yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng, Gede Supriatna, SH, kepada istri almarhum di rumah duka di di Banjar Dinas Kajanan, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Senin (10/6/2024) sore.

Turut hadir dalam kesempatan itu sejumlah anggota Fraksi PDI Perjuangan Buleleng Kadek Turkini, Ni Made Lilik Nurmiasih, dan Ni Luh Sri Seniwi, SH, serta Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan yang juga mantan Wabup Buleleng, dr Nyoman Sutjidra, Sp.OG. Sementara itu, menurut informasi biaya pemulangan jenazah Nyoman Yudara dari Kota Praha, Republik Ceko, cukup besar yaitu sekitar Rp 98 juta. Maka dengan donasi dari Fraksi PDI Perjuangan ini, biaya pemulangan jenazah Nyoman Yudara sudah tertutupi.

Usai menyerahakn bantuan donasi kepada istri almarhum Nyoman Yudara, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna menjelaskan bahwa almarhum Nyoman Yudara bekerja di Republik Ceko secara mandiri tidak melalui agency atau agen. Makanya ketika terjadi musibah ini mengalami kesulitan untuk pulang karena tidak mendapat asuransi.

 

“Nyoman Yudara bekerja di luar negeri secara mandiri, tidak lewat agen sehingga tidak ada asuransi saat musibah atau meninggal dunia. Sehingga keluarganya yang memang kondisinya kurang mampu tidak bisa menyediakan biaya pemulangan. Saya berkomunikasi dengan Dinas Ketenakerjaan bagaimana cara pemulangan jenazah Nyoman Yudara proses dari pemerintah,” papar Supriatna.

Supriatna pun menceritakan bahwa setelah mendapat kabar duka tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, DR Ir I Wayan Koster, MM, langsung mengambil inisiatif menggerahkan para kader PDI Perjuangan Buleleng untuk memberikan donasi dana demi membiaya pemulangan jenazah Nyoman Yudara dari Republik Ceko. “Atas arahan Pak Koster, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali meminta kami kader PDI Perjuangan di Kabupaten Buleleng untuk menggalang donasi sehingga dalam tempo dua hari sudah bisa mengumpulkan dana sesuai dengan jumlah atau kisaran biaya pemulangan yang dibutuhkan. Dan tadi donasi yang kita serahkan sebesar Rp 100 juta,” ungkap Supriatna.

“Tadi kami pesan bahwa donasi ini atau bantuan ini supaya benar-benar dimanfaatkan untuk proses pemulangan jenazah Nyoman Yudara. Dan tidak digunakan untuk hal-hal lain. Karena tujuan mendonasi ini untuk biaya pemulangan,” sambung Supriatna lagi.

Plt Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buleleng, Made Arya Sukerta, SH, MH, membenarkan bahwa almarhum Nyoman Yudara bekerja ke Republik Ceko secara mandiri tanpa melalui agen penyalur tenaga kerja. Ia mengatakan, tidak ada yang keliru antara bekerja secara mandiri maupun melalui agen penyalur tenaga kerja. Hanya saja tanggung jawab menjadi berbeda, karena jika bekerja secara mandiri pun tanggung jawabnya adalah pribadi.

“Jadi, dari informasi yang kami gali bahwa beliau bekerja di sebuah restoran di Ceko secara mandiri. Sekarang beliau terkena musibah seperti ini meninggal, tinggal kita tentu berkoordinasi dengan yang berwenang untuk bisa memulangkan jenazah beliau sesuai harapan keluarga, beliau ingin diaben di Bali. Tataran koordinasi kami adalah dengan BP3M (Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran) di Bali, kemudian ditindaklanjuti dengan bersurat ke BP2MI di Jakarta dengan permohonan pemulangan jenazah Nyoman Yudara. Mudah-mudahan ini mendapat respon dari pihak yang berwenang,” jelas Arya Sukerta.

Ia belum berani memastikan kapan jenazah Arya bisa tiba di Bali. Lantaran kendala biaya pemulangan yang cukup besar, estimasinya Rp 98 juta.

Namun bila sudah ada kepastian dana, serta sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku, maka jenazah pria 34 tahun itu dapat segera dibawa kembali ke rumahnya di Desa Tejakula.

“Kami tidak koordinir untuk donasi, kalau ada silahkan langsung ke keluarga langsung. Tapi kami upayakan melalui jalur pemerintah melalui BP3MI supaya diteruskan ke pihak berwenang lainnya,” tandasnya.

Made Suartawan, mewakili keluarga berduka, menyampaikan terima kasih kepada Fraksi PDI Perjuangan dan Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, DR Ir I Wayan Koster, MM. “Saya perwakilan dari keluarga mengucapkan banyak-banyak terima kepada Fraksi PDI Perjuangan atas donasinya, dan terima kasih banyak terutama kepada Pak Koster yang telah menginisiasi untuk donasi ini. Sekali lagi saya ucapkan banyak-banyak terima kasih Pak Koster,” ucap Suartawan.

Ketut Bayu, 23, adik kandung almarhum Nyoman Yudara, menceritakan bahwa memang kakaknya itu mempunyai riwayat penyakit asma dan kabarnya kakaknya meninggal dunia karena penyakit asma yang dideritanya. Bayu menceritakan bahwa dia terakhir kali berkomunikasi lewat telpon dengan almarhum Nyoman Yudara per tanggal 28 Mei 2024 lalu. Saat itu pun almarhum tidak bercerita tentang penyakitnya. Ia hanya menyampaikan adiknya bahwa ia akan berpindah tempat kerja.

“Kakak saya bilang mau pindah tempat kerja. Sebelumnya kakak saya kerja di pabrik daur ulang, Kemudian kakak saya pindah kerja di restoran. Baru dua hari kerja di restoran, sudah meninggal dunia,” cerita Bayu dengan nada sedih.

Ia menceritakan bahwa almarhum Nyoman Yudara bekerja di Ceko diajak pamannya sejak tahun 2019 lalu. Pada tahun 2022 lalu sempat pulang. Saat pulang tahun 2022 itu, almarhum Nyoman Yudara langsung mempersunting gadis idamannya. Sayang, anak semata wayang yang l baru berumur 1 tahun 3 bulan itu tidak sempat bertemu almarhum Nyoman Yudara. “Kakak saya belum lihat anaknya,” ucap Bayu.

Writer/Editor: Francelino

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button