Human InterestKesehatan

Songsong Bulan Bakti Bung Karno, Dokter Caput Gelar Baksoskes di Desa Dokter Sutjidra

Quotation:

Karena saya dengar yang memberikan pengobatan gratis barus satu orang, Pak Dokter Caput. Dari tokoh lain (termasuk Dokter Sutjidra asal Bontihing) untuk pengobatan gratis belum pernah,” ucap Bendesa Adat Rendetin, Jro Made Widana

Kubutambahan, SINARTIMUR.com – Permainan kandidat Bupati Buleleng dari PDI Perjuangan yang adalah Ketua BMI Buleleng DR dr Ketut putra Sedana, Sp.OG, dalam menembus pertahanan lawan sangat soft. Dengan panji BMI Buleleng, DR dr Ketut Putra Sedana, Sp.OG, yang akrab disapa Dokter Caput itu menggelar sejumlah kegiatan sosial-kemanusiaan di seluruh wilayah Kabupaten Buleleng.

Seperti Minggu (12/5/2024) pagi, Dokter Caput hadir bersama BMI dalam program “BMI Peduli Kesehatan” di Desa Adat Rendetin, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, melaksanakan Bakti Sosial Kesehatan (Baksoskes), yang merupakan desa asal dr Nyoman Sutjidra, Sp.OG, yang juga kandidat bupati Buleleng dari PDI Perjuangan.

Yang menarik kegiatan Baksoskes ini dibalut dengan rapi nan manis dalam rangkaian menyongsong Bulan Bakti Bung Karno yakni bulan Juni. “Kegiatan kita hari ini adalah menyongsong Bulan Juni, bulan istimewa untuk kita semua bangsa Indonesia ini yaitu menyambut Bulan Bakti Bung Karno. Pada tanggal 1 Juni 1945 itu lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pada tanggal 6 Juni 1901 adalah lahirnya Sang Proklamator kita, Bung Karno. Dan pada tanggal 21 Juni 1970 hari wafatnya Bung Karno. Maka melalui kegiatan yang peduli kepada masyarakat juga mengingatkan kepada masyarakat jangan sampai lupa kepada sejarah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah,” tandas Dokter Caput di sela-sela kegiatan Baksoskes, Minggu (12/5/2024) siang.

“Hal ini kita lihat sangat penting, kita ingin mengingatkan bahwa ada kejadian, ada sesuatu yang memiliki nilai sejarah yang luar biasa sebagai cikal-bakal (lahir) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yaitu lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni, kemudian hari lahirnya Sang Proklamator pada tanggal 6 Juni, dan hari wafatnya Sang Proklamator tanggal 21 Juni. Dan inilah yang selalu kita peringati dan pada saat ini kita mengingatkan lagi kepada masyarakat melalui kegiatan Baksoskes ini, disamping kita melakukan kegiatan yang peduli kepada masyarakat juga mengingatkan kepada masyarakat jangan sampai lupa kepada sejarah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Inilah sejarah yang kita miliki, sebagai bangsa yang besar selalu menghargai sejarah,” jelas Dokter Caput

Apa yang memotivasi anda menggelar Baksoses di desa ini? “Kegiatan kita dari Banteng Muda Indonesia yaitu BMI Peduli Kesehatan yang terus kita memgulirkan melaksanakan kegiatan pengobatan gratis dan tempat ini kita tahu jauh dari pusat-pusat pelayanan kesehatan. Kita tahu masyarakat pasti membutuhkan masalah kesehatan, seperti yang kita dengar dari Bendesa Adat bahwa dengan kondisi geografis seperti ini jauh dari pusat pelayahan kesehatan, inilah yang memang gerak dari kegiatan BMI yang merupakan sayap dari PDI Perjuangan, yang selalu peduli dengan masyarakat, peduli dengan rakyat, dan selalu hadir di tengah masyarakat khususnya masyarakat-masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan,” jawab Dokter Caput yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng itu.

 

Bontihing adalah desa asal dr Sutjidra, salah satu cabup PDIP, kenapa anda berani menggelar kegiatan di sini? “Kita tidak pernah melihat itu sebagai sebuah kaitan atau hubungan (politik/asal cabup lain). Dimana pun di Buleleng, di desa-desa, di tempat-tempat yang memang membutuhkan kita, kita hadir dan kita datang. Apalagi nafas dari PDI Perjuangan ini selalu dekat dengan rakyat dan selalu hadir di tengah masyarakat yang peduli terhadap masyarakat khususnya masalah kesehatan. Dan ini adalah permintaan masyarakat, inilah wujud kita selalu komunikasi dan hadir di tengah masyarakat, khususnya masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan,” tandas Dokter Caput diplomatis.

Ternyata kegiatan-kegiata sosial-kemanusiaan yang digelar Dokter Caput bersama BMI Buleleng mendapat apresiasi dari Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, SH, yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng. Kata dia, kegiatan Baksoskes ini sangat membantu pemerintah dalam memberikanp pelayanan kesehatan kepada masyarakat di pelosok-pelosok desa.

“Selaku Ketua DPRD saya sangat berterima kasih sekali atas apa yang dilakukan dr Putra Sedana yang melakukan kegiatan Baksoskes ini. Artinya kita di pemerintah sangat terbantu oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan beliau ini, sehingga bisa memberikan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas, selain pemerintah yang sudah melakukan lewat Dinas Kesehatan, atau Puskesmas-Puskesmas yang ada masing-masih kecamatan, kegiatan Porsyandu oleh masing-masing desa,” papar Supriatna.

“Dan kegiatan yang dilakukan Pak Dokter ini kalau dilihat kacamata pemerintah, bagi kami sangat membantu pemerintah dalam hal memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Artinya lebih banyak masyarakat yang terjangkau dalam pelayanan kesehatan,” ucap Supriatna memuji Dokter Caput.

Sebagai kader, Supriatna menyatakan bahwa kegiatan Baksoskes yang dilaksanakan Dokter Caput bersama BMI sebagai sayap PDI Perjuangan sebagai implementasi amanah Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang meminta seluruh kader PDI Perjuangan harus selalu dekat dengan rakyat, selalu berada di tengah-tengah masyarakat membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. “Sebagai kader partai, siapapunn di PDI Perjuangan selalu diberikan amanah oleh Ibu Ketua Umum untuk selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Nah, Pak Dokter selaku kader partai ya memang bidangnya di kesehatan sebagai dokter tentu bidang kesehatan yang dilakukan oleh beliau untuk membantu menyelesaikan persoalan kesehatan masyarakat yang ada di masyarakat. Itu bagian dari tugas kita selaku kader yang selalu hadir membantu masyarakat seperti diamanatkan Ibu ketua Umum,” papar Supriatna.

Sementara itu pujian datang dari Bendesa Adat Rendetin, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Jro Made Widana. “Awalnya tyang (saya, red) sudah koordinasi, dan Baksoskes ini sangat diperlukan karena pelayanan kesehatan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” papar Jro Made Widana.

Menjawab pertanyaan wartawan kenapa harus Dokter Caput yang diminta tolong, bukan Dokter Nyoman Sutjidra, Sp.OG, yang berasal dari Desa Bontihing, Jro Made Widana menyatakan bahwa setahu dirinya baru Dokter Caput yang mau memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat. “Karena saya dengar yang memberikan pengobatan gratis barus satu orang, Pak Dokter Caput. Dari tokoh lain (termasuk dr Nyoman Sutjidra, Sp.OG, yang asal dari Bontihing) untuk pengobatan gratis belum pernah,” pungkas Jro Made Widana.

Writer/Editor: Francelino

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button