Nasional

Grand Final PRB XIX Diapresiasi Stafsus Presiden RI Ari Dwipayana

Quotation:

Ukuran kemajuan bangsa tidak hanya ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi juga etos kerja dan budaya termasuk budi pekerti,” ucap Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana.

Singaraja, SINARTIMUR.com – Generasi muda diajak untuk tidak hanya pintar dalam kompetensi akademik maupun non akademik, tetapi juga berkarakter dan berbudi pekerti.

Hal ini menjadi tujuan dari kegiatan Pemilihan Remaja Berbudipekerti (PRB) tahun 2023 yang digelar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha, pada Sabtu, 28 Oktober 2023 di Auditorium Undiksha.

Tercatat ada sebanyak 150 peserta baik siswa dan mahasiswa dari seluruh Indonesia mengikuti PRB 2023. Nantinya akan terpilih 10 finalis kategori siswa dan 10 finalis kategori mahasiswa.

PRB yang telah bergulir sejak tahun 2005 atau sudah yang ke-19 kalinya ini, berawal dari menurunnya moral ditambah maraknya kejahatan serta kekerasan di lingkungan remaja. Hal ini pun menjadi pertimbangan untuk kembali menguatkan budi pekerti di lingkungan remaja.

“Tujuannya untuk menyampaikan ke masyarakat bahwa kecerdasan intelektual perlu diimbangi dengan soft skill, kecerdasan akademik harus diimbangi dengan non akademik. Hidup seorang remaja tidak hanya mendapat nilai akademik tinggi, tapi perlu berkarakter tinggi,” ujar Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FIP Undiksha, Putu Aditya Antara.

 

Aditya menyebutkan bahwa melalui pemilihan ini, mereka ingin mencetak remaja menjadi agen budi pekerti, serta menjadi figur yang memberi contoh bahwa hidup perlu berimbang dan berkarakter.

Apalagi saat ini sebagian besar penduduk di Indonesia merupakan generasi muda, sehingga penguatan budi pekerti penting dilakukan untuk membawa Indonesia ke arah lebih baik.
Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana; yang juga hadir, mengapresiasi kegiatan yang disebutnya sangat langka lantaran memilih remaja dalam berbudi pekerti. Apalagi kegiatan yang bersifat nasional ini tentu membuka kesempatan bagi semua remaja tanpa memandang suku, agama, maupun ras.

“Saat ini generasi Z menjadi mayoritas dan akan mendominasi bersama generasi milenial pada 2030, oleh karena itu ukuran kemajuan bangsa tidak hanya ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi juga etos kerja dan budaya termasuk budi pekerti,” ujarnya.

Ari Dwipayana berharap agar para finalis menjadi role model teladan bagi anak muda maupun lingkungan di sekitarnya, serta harus konsisten berbudi pekerti.

Berkaitan dengan budi pekerti, ia juga berharap agar budi pekerti dapat masuk dalam kurikulum di setiap jenjang pendidikan mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, selain mengandalkan peran keluarga dan masyarakat.

“Harus masuk kurikulum lokal, mulai PAUD sampai perguruan tinggi sehingga punya karakter dan ciri, tidak sekedar transfer ilmu pengetahuan,” pungkas Ari Dwipayana. (frs)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button