Nasional

Kado Akhir Tahun 2022 Istimewa Buat Petani, BMI Buleleng Tanam Sorgum di Lahan 1,5 Ha di Pacung

Ketua PAC PDIP Tejakula: “Kami Siap Ikut Ngayah Bersama Dokter Caput Untuk Kepentingan Rakyat Buleleng”

Tejakula, SINARTIMUR.com – Gerakan Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng pimpinan DR dr Ketut Putra Sedana, Sp.OG, terus berkarya tanpa kenal lelah. Bahkan di pengunjung tahun detik-detik berakhirnya tahun 2022, kala pihak lain sedang asyik mempersiapkan pesta pelepasan tahun 2022 dan penyambutan tahun baru 2023, BMI Buleleng malah terus bekerja mengabdi kepada petani kecil di pelosok desa.

Sebagai kado akhir tahun 2022 istimewa untuk masyarakat petani, Sabtu (31/12/2022) pagi BMI Buleleng turun ke Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, melakukan penanaman tanaman sorgum. Ketua DPC BMI Kabupaten Buleleng DR dr Ketut Putra Sedana, Sp.OG, langsung memimpin kegiatan budidaya tanaman sorgum di Desa Pacung itu.

Menariknya, lahan sekitar 1,5 ha yang ditanami sorgum adalah milik Rektor Universitas Dwijendra, Denpasar, DR Ir Gede Sedana, M.Sc, MMA. DR Gede Sedana adalah pakar pertanian asal Banyuasri Singaraja, Buleleng.

Apa kata Ketua DPC BMI Buleleng DR dr Ketut Putra Sedana, Sp.OG? “Kegiatan kita yang kesekian kali untuk melakukan sosialisasi sekaligus penanaman sorgum, sebagai kegiatan BMI Peduli, seperti yang sudah pernah kita lakukakan sosialisasi-sosialisasi di kecamatan-kecamatan, nampaknya yang ini istimewa. Kita sosialisasi langsung ke petani-petani dan langsung kita melakukan penanaman,” ucap dokter special kandungan yang akrab disapa Dokter Caput itu, di sela-sela penanaman sorgum di Pacung, Sabtu (31/12/2022) siang.

Dokter Caput bangga dengan respon positif dari petani yang begitu tinggi terhadap budidaya sorgum yang diinisiasi oleh BMI Buleleng itu. Namun, diakuinya bahwa masih banyak petani yang belum memahami tanaman sorgum sehingga diperlukan sosialisasi secara intens.

“Nah, antusias dari teman, dari petani dan dari tokoh masyarakat patut kita juga hargai. Ternyata banyak masyarakat juga belum paham belum tahu apa sih sorgum, jagung gembal. Padahal tanaman ini berasal dari Buleleng, ikon Buleleng,” papar dokter yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng yang bergelar Doktor itu.

Ternyata jerih payah BMI Buleleng melakukan budidaya pangan melalui Program BMI Peduli Pangan Menuju Mandiri Pangan Berkelanjutan, sudah membuahkan hasil. Salah satunya, hasil budidaya sorgum di atas lahan memiliki kelompok tani seluas 40 are di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, sudah dipanen dan hasilnya sangat memuaskan.

 

“Kemarin di Kecamatan Sawan di Bungkulan sudah kita panen, luas 40 are. Kemudian di Kecamatan Buleleng di Tukadmungga dan juga di Jinengdalem itu 1 ha juga menunggu panen, kemudian di Penyusuan Kubutambahan arealnya 12 ha dan daerah lainnya. Nampaknya dari hasil sosialisasi yang kita lakukan, antusias dan respoons masyarakat bagus sekali untuk melakukan penanaman sorgum,” ungkap Dokter Caput.

Terkait dukung dari Perbekel Pacung dan PAC PDIP Kecamatan Tejakula, Dr Caput menyatakan, “Saya berkeyakinan bahwa ketika kita melakukan program yang baik, program yang nyata yang akan membawa hasil yang baik, saya yakin dukungan-dukungan untuk hal seperti ini pastilah banyak, karena nyata. Ini akan memiliki kebermanfaatan, khususnya secara global bagaimana memanfaatkan kita menjadi tahan pangan. Apalag ini menyangkut program pemerintah dari Presiden Jokowi.”

Bagaimana program budidaya sorgum di tahun 2023? “Kita memang fokus di bagian pangan ini, bagaimana program BMI, BMI Peduli Pangan Menuju Mandiri Pangan Berkelanjutan. Tidak sampai di sini saja, rencananya dalam waktu tidak lama kita akan sosialisasi di Kecamatan Banjar dan Kecamatan Sawan. Dan mungkin untuk lebih besar lagi di Kecamatan Tejakula ini nanti karena respon dari beberapa petani bagus sekali dan ini akan terus kita jalankan,” jawab Dokter Caput.

Para petani budidaya sorgum tidak perlu khawatir karena tim khusus dari BMI Buleleng selalau melakukan pendampingi mulai dari hulu sampai hilir. Yaitu pendampingi dimulai dari proses penanaman, saat panen, pasca panen hingga pengolaannya.

“Kita jalankan tentu saja bukan hanya dari proses menanam, dari sisi pendampingi ini juga, dari sisi panennya, pasca panen dan pengolaannya, ini pun kita akan sosialisasi. Jadi satu kesatuan dari hulu ke hilir, sehingga Buleleng kembalikan kejayaan Buleleng melalui tanaman sorgum sebagai ikonnya Buleleng,” papar Dokter Caput meyakinkan.
Perbekel Pacung Gede Kardiana yang ikut hadir dalam kegiatan sosialisasi dan penanaman sorgum menyambut baik budidaya sorgum di wilayahnya. Ia berjanji akan menghadirkan semua kelompok tani di Desa Pacung untuk terlibat dalam budidaya sorgum di wilayahnya. “Kami dari desa sangat mendukung program ini. Ke depan kami akan mengajak dan menghadirkan kelompok-kelompok tani yang ada di Desa Pacung untuk kegiatan ini,” ucap Perbekel Kardiana.

Dukungan serupa juga disampaikan Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Tejakula, I Ketut Suardana, S.Sos. Ia bukan saja mendukung program budidaya sorgum tetapi juga memuji Dokter Caput yang mengabdikan diri kepada masyarakat marjinal tanpa lelah.

“Hari ini Pak Dokter Caput selaku Ketua BMI melakukan bakti sosial di Desa Pacung menanam pohon jagung gembal (sorgum). Artinya, apa yang menjadi program pemerintah untuk ketahanan pangan, beliau (Dokter Caput, red) sangat respek sekali. Kebetulan beliau sebagai Ketua BMI termasuk yang hadir Rektor Dwijendra, kemudian dari beberapa perbekel yang hadir, jro mangku, masyarakat petani di Desa Pacung. Artinya di menjelangtahun baru, beliau masih peduli pada petani untuk meningkatkan ketahanan pangan,” ucap Suardana memuji Dokter Caput.

Suardana menaruh respek terhadap Dokter Caput karena sikap Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng ini yang peduli kepada petani kecil di pelosok desa. “BMI di bawah Pak Dokter Caput sudah menanam jagung gembal itu di sejumlah tempat, karena jagung gembal ini merupakan ikon Buleleng di kala Raja Panji Sakti jaya. Beliau (Dokter Caput, red) mengangkat petani itu adalah petani yang mulia. Artinya beliau (Dokter Caput, red) betul-betul sangat respek terhadap peduli sosial,” tandas Suardana. “Kami siap ikut ngayah bersama Dokter Caput untuk kepentingan rakyat Buleleng. Siap mendukung,” pungkasnya.

Rektor Universitas Dwijendra, Denpasar, DR Ir Gede Sedana, M.Sc, MMA, pemilik lahan 1,5 ha, menyatakan ia menyerahkan tanahnya kepada BMI Buleleng untuk mengembangkan budidaya sorgum karena BMI Buleleng serius mengembangkan budidaya sorgum. “Sebenarnya karena saya orang pertanian, kemudian ada lahan tidak produktif, dan ada dari BMI, ada Dokter Caput, kemudian ada ahli teknisinya, ahli budidaya sorgum ini, ya serahkan saja, pakailah lahan ini untuk digunakan, tidak semata-mata denplot tetapi bisa digunakan, dilihat disaksikan masyarakat sehigga sorgum ini bisa dikembangkan,” ucap DR Sedana. (frs)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button