Agama

Gubernur Bali Wayan Koster Ngaku Sering Curhat Sama Mpu Kuturan

HUT 17 Pasraman Pinandita “Brahma Vidya Samgraha” Kabupaten Buleleng

Quotation:

Beliau (Mpu Kuturan) Sayang Sekali Sama Titiang, Titiang sering Curhat Sama Beliau,” ucap Guebrnur Bali Wayan Koster.

Singaraja, SINARTIMUR.com – Gubernur Bali DR Ir I Wayan Koster, MM, Senin (17/2/2023) siang menghadiri acara Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-17 Pasraman Pinandita “Brahma Vidya Samgraha” Kabupaten Buleleng di Kota Singaraja.

Dihadapan para pemangku, pinandita, bhawati, dan sulinggih, Gubernur Koster bercerita panjang lebar tentang komitmennya membangun Bali didasarkan adat-istiada dan budaya Bali yang merupakan warisan adhiluhung dari leluhur Bali.

Dihadapan para orang suci itu, Gubernur Koster secara terbuka mengakui bahwa keberhasilan membangun Bali tidak terlepas dari dukungan para leluhur beserta alam Bali yang sakral ini. Bahkan Gubernur Koster tanap ragu mengakui bahwa dirinya sangat disayang oleh Ida Penglingsir Mpu Kuturan. Bukan hanya itu, Gubernur Koster pun mengaku sering curhat sama Ida Penglingsir Mpu Kuturan.

“Maka itu di awal pemerintahan, dua pertama benar-benar fokus untuk mengurus adat dan budaya Bali. Memperkuat desa adat yang ditata oleh Ida Penglingsir Mpu Kuturan. Saat membuat Perda Desa Adat, atas petunjuk beliau (Ida Penglingsir Mpu Kuturan, red), atas bimbingan beliau, atas arahan beliau, tuntunan beliau, semua proses berjalan lancar,” ucap Gubernur Koster saat memberikan sambutan.

“Pada pembuatan Perda Desa Adat ini Beliau (Ida Penglingsir Mpu Kuturan) betuk-betul sayang pada titian. Titiang sering curhat sama Beliau (Ida Penglingsir Mpu Kuturan. Asal ada masalah selalu ada petunjuk dari beliau,” papar Gubernur Koster.

 

Oleh karena itu, Gubernur Koster mengingatkan para rivalnya untuk tidak menganggu dirinya dalam membangun Bali dengan berlandaskan pada adat-istuadat dan budaya Bali. Karena, kata dia, siapapun yang mengganggu dirinya akan berurusan dengan Ida Penglingsir Mpu Kuturan. “Makanya siapa yang megarengan dengan tyang berhadapan sama Beliau (Ida Penglingsir Mpu Kuturan, red), bukan berhadapan sama tyang. Hati-hati,” tegas Gubernur Koster sambil tersenyum. “Dalam artian memuliakan ajaran kerthi,” sambungnya.

Maka itu, Gubernur Koster menyatakan bahwa keberadaan sulinggih, pinandita, pemangkun itu memegang peranan sangat penting dalam kehiduapan masyarakat Bali. “Dalam konteks itulah salah satu yang paling penting dalam berkaitan dengan Nangun Sat Kerthi ini, menjalankan tata kehidupan secara niskala ini maka keberadaan sulinggih, pinandita, pemangku itu memegang peranan sangat penting,” tandas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng itu.

Bukan hanya itu, pada kesempatan itu Gubernur Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali itu juga berterima kasih kepada Ida Bhawati Hermawan Tangkas yang telah mendirikan pasraman penandita ini yang didedikasikan bahwa pembinaan pada sulinggih, pinandita dan pemangku di Kabupaten Buleleng itu. “Saya mengapresiasi keberadaan pasraman itu. Tadi sudah disampaikan, pasraman terbesar dan paling konsisten di dalam menjalankan kegiatan program pembinaan, pendidikan sesama kepemangkuan, betul sekali dan sudah 17 tahun berdiri. Untuk itu, untuk kegiatan hari ini titing menyumbang Rp 50 juta,” ungkap Gubernur Koster disambut tepuk tangan meriah dari hadirin termasuk Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra, mantan Bupati Karangasem Wayan Geredeg, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, SH, Ketua BMI Buleleng dan Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng, DR dr Ketut Putra Sedana, Sp.OG, yang merupakan donatur tetap pasrmana tersebut.

Yang menarik, pada kesempatan itu Gubernur Koster juga sempat menyintil para sulinggih, pinandita dan pemangku dengan kasus viralnya video mesum seorang tokoh agama dalam beberapa hari terakhir ini.

Sementara itu Ida Bhawati Hermawan Tangkas menyatakan bahwa pendidikan yang diberikan di pasraman yang dipimpinnya itu bertujuan untuk meningkakan kemampuan di bidang kemangkuan. “Yang paling penting adalah mengasah mental mereka, biar mencerminkan seorang pemangku yang terdidik di pasraman, menjadi public figur di masyarakat,” papar Ida Bhawati Hermawan Tangkas.

Setelah pasraman yang didirikannya berusia 17 tahun, maka Ida Bhawati Hermawan Pangkas berharap ada perhatian dan campur tangan pemerintah dalam eksisten pasraman beserta program pendidikannya. “Harapan tyang ke depan, setelah 17 tahun ini, pemerintah ikut membantu bagaimana caranya kita meningkatkan kualitas kemampuan kemangkuan yang notabene mereka sebagai ujung tombak pemerintah dalam pembinaan umat di jagat Bali ini,” harap Ida Bhawati Hermawan Pangkas.

Ida Bhawati Hermawan Tangkas juga meluruskan pandangan public yang menyatakan bahwa pasraman yang dipimpinnya itu mencetak pemangku. Kata dia, pasraman tidak mencetak pemangku melainkan menyiapkan tempat untuk mereka belajar meningkatkan kemampuan di bidang mantra, upakara dan etika. Kalau ada yang bilang kita mencetak pemangku, ya salah. “Karena menurut agama Hindu, menjadi pemangku itu bisa melalui pemilihan, keturuan atau kejumput,” pungkas Ida Bhawati HermawanTangkas. (frs)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button