Ekonomi

Kendala Permodalan, Peternak Ayam Potong Ditengah Terjangan Pandemi

Amlapura, SINARTIMUR.com – Pandemi Covid 19 benar benar menghajar semua sektor. Bahkan sektor peternakan juga kena dampak. Namun dampak yang mereka rasakan tidak separah dengan sektor pariwisata yang terkena dampak paling parah.

Sementara salah satu sektor peternakan yang tetap bertahan adalah peternak ayam potong.
Menurut peternak muda asal Selat, I Gede Ana Suparsa mengakui harus ikut mengencangkan ikat pinggang untuk bisa bertahan.

Untuk diketahui peternak ayam potong memang cukup menjanjikan selama ini. Bahkan saat Pandemi ini masih cukup menjanjikan.
Ana sendiri mengakui cukup terbantu karena selama ini bekerjasama dengan pengusaha besar. Dimana yang bersangkutan menyediakan bibit pakan ternak dan juga menjual atau mengambil daging atau ayam ayam yang sudah siap dijual.

Peternak sendiri hanya menyiapkan kandang dan jasa perawatan.

Ana sendiri mengaku memiliki dua kandang satu diantaranya berisi 30 ribu ekor ayam & berisi 12 ribu. Ayam ayam ini sudah siap dijual mulai usia 25 hari. Sementara dirinya merawat dari usia nol hari atau baru menetas.

Panen dilakukan mulai dari ayam ayam yang sulit berkembang atau badannya kecil. Karena kalau sudah kecil akan sulit berkembang.
Untuk itu bibit & manajemen juga cukup berpengaruh agar ayam cepat besar.

Sementara untuk 30 ribu ekor dibutuhkan 2000 sak pakan sampai panen. Sementara per saknya adalah 430 ribu. “Ini belum masuk biaya operasional,” ujarnya.

 

Ini juga harus dipotong biaya tenaga kerja sekitar 20 juta per sekali panen. Belum bayar listrik dan juga biaya pembelian sekam.

Berat panen per ekor dari 2 kg sampai 3 kg, dimana per kilo dengan harga saat ini Rp 15 ribu. Sekali panen bisa menghasilkan 60 ton sehingga per sekali panen bisa masuk Rp 120 juta

Untuk pemasaran sendiri tidak ada masalah karena langsung diambil pengusaha. Sementara untuk biaya kandang dengan kandang tertutup Rp 1,5 miliar. Kandang menggunakan kap baja berat. Untuk kapasitas 30 ribu ukuran kandang 11 meter kali 63 meter dan lantai tiga.

Ana mengaku sudah bermain di ayam sejak lima tahun lalu.
Kandang tertutup seperti ini cukup aman karena tidak ada bau dan juga lalat. Ayam juga lebih bagus tidak mudah terserang virus. Saat Pandemi ini mengaku kalau Pasar agak macet karena situasi Pandemi ini. Sehingga kerugian peternak pada pembengkakan biaya operasional. Karena harus memelihara ayam labih lama.

Peternak berharap saat ini pemerintah bisa hadir untuk memberikan support pada peternak termasuk juga kendala permodalan. Ana sendiri berharap kedepan peternakannya bisa terus berkembang. Kedepannya memasang target bisa memelihara 100 ribu ekor ayam.

Habis panen juga tidak bisa disi langsung. Ada jeda sekitar dua Minggu. Kesepakatan ini digunakan untuk sterilisasi kandang juga perawatannya. Resiko lainya adalah jika ayam terserang virus dan banyak yang mati. Pernah di peternakan miliknya terserang virus dan sekitar 10 persen ayam miliknya mati.

Saat Pandemi ini ayam ada yang sampai 50 hari baru terjual, padahal kalau kondisi normal maksimal 37 hari sudah habis. nic/frs/*

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button