Politik

Pilkada Buleleng 2024: Harja Ngaku Ada Komunikasi, Gerindra Buleleng Tunggu Instruksi DPP

Quotation:

Saya pribadi tetap akan cari yang terbaik untuk Buleleng, karena tugas kita berat yakni kawal dan amankan kebijakan keputusan dan program Prabowo, terkait bandara Bali utara,” ucap Harja Astawa.

Singaraja, SINARTIMUR.com – Meskipun bosnya Prabowo Subianto menang besar di Pilpres 14 Februari 2024 lalu, namun itu bukan menjadi jaminan bagi Gerinda di Buleleng untuk mudah memenangkan Pilkada Buleleng.

Selain karena Gerindra cuma dapat empat kursi di DPRD Buleleng, juga karena kader Gerinda Buleleng masih mentah pengalaman dalam kepemimpin di sebuah kabupaten seluas dan se-kompleks seperti Buleleng.

Ini pula membuat Gerindra Buleleng masih putar kepala untuk mencari koalisi untuk bisa bertarung di Pilkada Buleleng 27 November 2024 mendatang. Meski dalam Pilpres kemarin sudah ada koalisi, namun partai-partai koalisi Gerindra itu belum memiliki catatan sejarah memenangi Pilkada Buleleng pasca era reformasi tepatnya disaat sistem pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung. Mereka selalu keok dari PDI Perjuangan.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Kabupaten Buleleng, Gede Harja Astawa menyebutkan sudah ada dua orang yang menjalin komunikasi dengannya terkait pilkada. Meski begitu, Harja enggan menyebutkan nama maupun inisial dua orang tokoh tersebut.

“Sudah ada yang lakukan komunikasi, ada kader Gerindra dan orang luar partai. Akan kami sampaikan setelah ada instruksi dari DPP,” ujar Harja, Sabtu (4/5/2024).

 

Harja menyatakan, banyak tokoh Buleleng yang cerdas dan pintar. Tetapi, menurut Harja, komitmen tokoh-tokoh tersebut dalam membangun Buleleng dipertanyakan. Karena kesungguhan dalam membangun Bali utara sangat diperlukan.

Tetapi dari instruksi DPP, Harja mengatakan bahwa Pimpinan Pusat Gerindra mendorong agar kader-kader terbaik partai berlogo garuda itu yang maju ke pilkada. Mengingat dalam kampanye Prabowo-Gibran, jika menang akan mewujudkan bandara di Buleleng, maka Gerindra Buleleng memiliki tugas mengawal program tersebut. Karena menurutnya, pembangunan bandara bertaraf internasional berpotensi memunculkan persoalan hukum.

“Saya pribadi tetap akan cari yang terbaik untuk Buleleng, karena tugas kita berat yakni kawal dan amankan kebijakan keputusan dan program Prabowo, terkait bandara Bali utara,” sambungnya.

Harja menyebutkan, ada harapan agar Tim Kemenangan Daerah (TKD) Prabowo-Gibran tetap bersinergi dan berjuang bersama di Pilkada Buleleng dalam satu koalisi. Untuk diketahui TKD Prabowo-Gibran ada tiga partai besar yang bergabung, yakni Gerindra, Golkar, dan Demokrat.

Sebagai catatan bahwa mitra koalisi Gerindra yakni Golkar dan Demokrat belum memiliki catatan sejarah memenangi Pilkada di Buleleng pasca era reformasi. Pada zaman pemerintah Orde Baru (Orba), kursi Bupati Buleleng memang dikuasai secara monopoli oleh Golkar karena pemerintahan Orba kala itu adalah pemerintahan otoriter. Namun setelah era reformasi dan pasca era reformasi terutama saat pemilihan langsung, Golkar selalu keok dari PDI Perjuangan dalam setiap Pilkada Buleleng mulai tahun 2004 sampai 2022.

Sementara Demokrat sendiri di Buleleng hanyalah partai kecil yang tidak memiliki power apa-apa, dan dalam setiap Pilkada Demokrat hanya menjadi partisipan pasif alias tidak memiliki pasangan calon bupati/wakil bupati.

Sedangkan Gerindra sendiri di Buleleng masih tergolong partai gurem. Periode 2019-2024, Gerindra masih meraih 5 kursi di DPRD Buleleng. Namun saat bosnya Prabowo Subianto menang Pilpres, malah raihan suara Gerindra Buleleng melorot yakni hanya meraih 4 kursi di DPRD Buleleng periode 2024-2029. Kondisi ini menjadi fakta politik riil yang tidak bisa mengatrol Gerindra untuk berbicara banyak di Pilkada Buleleng 27 November 2024 mendatang.

Writer/Editor: Francelino

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button