Hukum

Tragedi Lovina Kelabu: Perbekel Kalibukbuk Bantah Tudingan ‘Tidak Netral’

Menanggapi Tudingan dari Korban Ketut Bagia dan Penasehat Hukumnya

Quotation:

Tuduhan kepada saya selaku Kepala Desa tidak netral, itu tidak benar. Apa untungnya buat saya kalau memihak salah satu pihak dari mereka,” tandas Perbekel Kalibukbuk, Ketut Suka.

Lovina, SINARTIMUR.com – Perbekel Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng, Bali, Ketut Suka, S.Sos, membantah keras tudingan tidak netral yang dilontar korban “Tragedi Lovina 31 Desember 2023”, Ketut Bagia dan penasehat hukumnya Budi Hartawan, kepada dirinya.

Kepada media ini di ruang kerjanya, Jumat (26/1/2024) pagi, Perbekel Ketut Suka menegaskan bahwa dia melindungi semua warganya tanpa membeda-bedakan.

“Saya juga kecewa dengan tuduhan tidak netral kepada saya selaku Kepala Desa. Tuduhan kepada saya selaku Kepala Desa tidak netral itu tidak benar. Apa untungnya buat saya kalau memihak salah satu pihak dari mereka?” bantah Perbekel Ketut Suka dengan nada serius.

Perbekel Ketut Suka bercerita, justru dirinya bersama aparatur desa lain berupaya untuk menyelesaikan permasalahan itu secara kekeluargaan tanpa harus menempuh jalur hukum. “Peran kita selaku pemerintah selaku pemegang wilayah, kita sarankan kepada masyarakat untuk menempuh jalur damai, karena mereka masih keluarga. Kita sudah melakukan upaya-upaya seperti itu (upaya damai, red). Kita punya staf, Kepala Dusun untuk melakukan upaya-upaya itu (upaya damai , red), melakukan pendekatan untuk berdamai. Kan tidak mesti harus saya Kepala Desa yang turun,” papar Perbekel Ketut Suka.

Kaerena pendekatan secara persuasive melalui Kepala Dusun tidak membuahkan hasil, sehingga Perbekel Ketut Suka pun memanggil kedua kubu secara resmi melalui surat resmi dari desa. Tujuannya untuk mempertemukan kedua kubu agar bisa menyelesaiakn masalah itu secara kekeluargaan. “Dan resminya kita sudah bersurat, kita panggil mereka untuk mencari tahu apa permasalahannya. Janganlah bicara hukum karena hukum tidak pandang bulu. Korban kan kemarin sudah menyatakan karena salah paham, ini yang kita cari apa sih menyebabkan terjadi salah paham. Makanya kita coba, maka waktu di Polres kita panggil ‘ayo kita cari ruang kosong kita berbicara secara kekeluargaan.’ Salah satu tujuan kita kan agar tidak usah lagi memperpanjang masalah, masalah yang ada kita bicara secara kekeluargaan mencari solusi. Jadi, tidak ada kita berpihak kepada salah satu dari warga. Dan melihat juga, apa sih untungnya dari Kepala Desa berpihak? Kan semua warga kita,” tegas Perbekel Ketut Suka.

 

“Paling kepuasaan saya ketika mereka sudah nyaman, duduk bareng, besok kumpul keluarga, bekerja dengan nyaman sesuai dengan pekerjaan masing-masing. Kepuasan kita sebagai pemerintah di sana, kondusif,” ucapnya lagi.

Kata dia, pada intinya pemerintahan desa sudah berupaya mendamaikan kedua kubu baik secara persuasive maupun secara resmi di Kantor Desa, sayang tidak ada respon dari pihak korban. “Jadi, harapan kita janganlah dikembangkan. Karena fakta di lapangan kita juga minta informasi, kita nyerap aspirasi di bawah, padahal kecil sebetulnya, faktanya ko bisa panjang begini, terlebih sudah libatkan banyak pihak, hal-hal kecil dibesar-besarkan, makanya hargai upaya-upaya kita. Kita bisa duduk bersama mencari solusi sehingga permasalahan bisa diselesaikan,” ujarnya.

Apakah kehadiran Pak Mekel di Polres yang antar pelaku dinilai tidak netral? “Jadi, begini. Kemarin itu kita undang terlapor ke Polres. Ayo kalau memang ada laporan, kamu (pelaku, red) datang ke sana. Kamu harus proaktif. Kita ajak mereka sama-sama ke sana untuk menyerahkan diri ke Polres kalau memerlukan untuk dipersika, bukan berarti saya membela mereka (pelaku),” jawab Perbekel Ketut Suka mengelak.

“Saya justru membantu pihak kepolisian, biar tidak sampai polisi ramai-ramai kesini (ke Desa Kalibukbuk, red), kalau polisi datang pasti kesannya menangkap, kesannya, image di desa kan lain. Sehingga kita ajak ke sana (Polres, red) untuk memberikan keterangan, karena mereka (korban) sudah melaporkan,” tegas Perbekel Ketut Suka.

Perbekel Ketut Suka mengaku sangat menyayangkan sikap korban yang menolak ajakan Pemdes Kalibukbuk untuk diselesaikan secara kekeluargaan tanpa harus menempuh jalur hukum. “Yang saya sayangkan begini, semestinya apapun yang mereka (lakukan) kan datang ke kita, misalnya apapun yang menurut mereka belum bisa menerima kan bilang ke kita. Tiba-tiba ada laporan seperti ini makanya kita ajak (pelaku) ke sana (Polres, red), bukan membela si A si B, nggak. Kita ajak bersama biar masalahnya cepat selesai. Karena saya pikirnya begini, kalau ini diperpanjang, tidak cukup itu saja, ke depannya akan muncul masalah-masalah karena ketidaknyamanan. Kalau kita kedepankan Restortive justice (RJ), duduk bersama, mereka bisa nyaman, tidak apa-apa, tidak saling mencurigai, karena mereka mengedepankan kekeluargaan,” tandas Perbekel Ketut Suka kembali menegaskan, “Kami Pemerintahan Desa tidak berpihak kiri-kanan.”

Writer: Francelino
Editor: Francelino

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button